Dapat julukan Rapunszel karna rambutnya panjang, Asal Papua-Jayapura FB : J'nitha Renolin Mailoa

Jumat, 04 Desember 2015

Peace Education Part III





About My self Part III




 

Kali ini saya akan menceritakan tentang perjalanan saya untuk melanjutkan cita-cita saya berkuliah di salah satu Universitas Swasta yang saya minati.




Pada awalnya saya tidak menyangka akan melanjutkan kuliah di luar kota dan bisa berkesempatan kuliah di pulau jawa, karena bisa di bilang ini merupakan kali pertama saya akan merantau sangat jauh. Dari kecil saya adalah anak yang bisa di bilang tidak bisa berjalan jauh karena saya termasuk type anak yang suka mabuk kendaraan seperti mobil sehingga perjalanan saya kemana-mana hanya menggunakan motor kecuali jika dalam keadaan terpaksa saya harus mengendarai mobil. itulah yang membuat saya berpikir berulang-ulang kali sebelum memutuskan untuk kuliah di luar kota yang mengharuskan saya untuk naik Pesawat.




Pada saat saya masih duduk dibangku SMA, saya sudah terlebih dahulu mencari tahu perguruan tinggi apa saja yang ada di Indonesia sehingga pada saat saya tamat SMA saya sudah punya gambaran untuk melanjutkan pendidikan saya. Setelah tamat SMA, saya terpikat dengan salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Jawa Tengah yang sekarang sudah menjadi tempat saya untuk menimbah ilmu . UKSW namanya, Salah satu Perguruan tinggi swasta yang tertua di Indonesia. Disinilah saya menjatuhkan pilihan untuk melanjutkan pendidikan saya. Tetapi sebelum saya mendaftar di UKSW, saya juga mengikuti tes untuk masuk perguruan tinggi negeri  tapi itu hanya sekedar coba-coba saja. Saya mengambil pilihan Pada Universitas Diponegoro,Universitas Indonesia dan Universitas Sam Ratulangi dengan Jurusan Teknik Informatika, setelah di Tes ternyata keberuntungan tidak berpihak kepada saya, tapi saya tak merasa sedih atau dilema sekalipun karena saya sudah mendapatkan perguruan tinggi yang saya minati yaitu UKSW.




Singkat cerita sebelum saya diterima di UKSW, dalam benak saya muncul beberapa pertanyaan tentang bagaimana kehidupan saya ketika merantau jauh dari orang tua, pergaulan saya, kegiatan perkuliahan saya dll. Begitu banyak pertanyaan yang hingga akhirnya terjawab pada saat saya sudah sampai disini, ternyata kuliah di luar kota itu gampang-gampang susah apalagi bagi saya orang Indonesia Timur pasti ada rasa takut dan kalah bersaing sehingga kadang-kadang saya berpikir apakah saya yakin untuk melanjutkan pendidikan di tanah orang. Dalam keseharian saya di kampus, saya merasa begitu asing karena tak ada satupun orang yang dapat saya ajak berbicara pada saat itu apalagi perbedaan gaya berbicara kami para perantau dengan teman-teman yang memang berdomisili disini sehingga butuh waktu untuk menyesuaikan. Waktu demi waktu pun berlalu dan tiba saatnya untuk saya merasakan bagaimana jadi seorang mahasiswi, dimulai dari perkenalan hingga memulai proses perkuliahan sehingga mendapatkan tugas-tugas dari para dosen yang harus diselesaikan.




Jujur saja saya adalah type anak yang sangat pemalu dan gugup, ketika saya gugup saya akan berkeringat dan membuat saya semakin menjadi gugup, inilah yang menjadi kendala bagi saya untuk berkuliah dengan keadaan yang 100% berbeda dari apa yang pernah saya alami di bangku pendidikan selama ini, Pasalnya pada saat kuliah para mahasiswa di tuntut harus aktif dan dilatih agar kelak bisa menjadi seorang pemimpin. Itulah perbedaan anak sekolah yang masih bisa santai seenaknya dibandingkan mahasiswa. Pada saat di bangku perkuliahan tak jarang juga dosen memberikan kami tugas untuk di presentasekan di depan umum. Inilah yang membuat saya terkadang merasa kurang bersemangat karena kebiasaan saya yang tidak bisa hilang yaitu gugup pada saat berdiri di depan umum dan itu adalah moment yang memalukan bagi saya. akan tetapi saya selalu berusaha mengatasi rasa takut saya untuk berdiri di depan banyak orang apalagi sebagai mahasiswi baru, saya belum sepenuhnya mengenal teman-teman yang lain sehingga rasa takut & gugup saya semakin menjadi-jadi.




 Saya ingat waktu pertama kali di berikan tugas presentase oleh dosen, saya pernah tidak tidur karena kepikiran apakah saya bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin agar presentase saya berjalan dengan baik, alhasil pada saat prensentase saya memaksakan diri untuk maju dan berusaha mengontrol diri saya agar tidak merasa takut di depan umum dan ternyata apa yang saya lakukan lama-lama berhasil tetapi belum sepenuhnya. Saya beruntung karena pada saat itu saya mempunyai teman yang saya bisa berbagi cerita sehingga mereka bisa membantu saya untuk belajar secara perlahan, memberi gambaran seperti apa konsep belajar mereka sehingga saya dapat termotivasi akan hal itu.




Suka duka saya yang telah saya rasakan selama merantau yaitu itu pada saat dosen memberikan banyak sekali tugas yang berkaitan dengan Program studi saya yaitu teknik informatika yang mengharuskan saya untuk mempunyai sebuah laptop agar saya dapat menggunakannya untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut. Akan tetapi pada saat itu, orang tua saya belum mempunyai cukup uang untuk membelikan saya laptop sehingga saya harus mengerjakan tugas tersebut dengan meminjam laptop teman atau sepupu saya yang kebetulan berkuliah di UKSW. Selama beberapa bulan saya kuliah, saya meminjam laptop mereka dan mengerjakan tugas-tugas sesuai dengan kemampuan saya. pernah sesekali saya tidak mengerjakan tugas dikarenakan tidak ada fasilitas untuk menunjang tugas saya sehingga saya pun mengadu kepada orang tua tetapi mereka hanya bilang kepada saya untuk bersabar, sehingga saya pun berusaha agar saya bisa bertahan dengan segala kekurangan yang saya miliki hingga pada akhir November tepatnya sebelum saya ulang tahun saya dibelikan laptop yang bagus untuk bisa saya gunakan mengerjakan tugas-tugas saya meski tugas-tugas sudah jarang diberikan karna sudah memasuki minggu-minggu TTS & TAS tapi saya tetap bersyukur karena mereka sudah berusaha memberikan apa yang saya butuhkan .




Ini menjadi suatu pelajaran buat saya dimana dari semua yang saya alami,suka-duka yang saya rasakan selama menjalani pendidikan di tanah rantau meskipun baru awalnya saja. Saya mengambil kesimpulan bahwa saya sekarang sudah bisa lebih mandiri dan bisa bertahan dengan kekurangan saya , bisa melakukan perubahan sedikit demi sedikit dan saya akan pertahankan itu. Dan saya selalu memberikan motivasi pada diri saya sendiri,membangun komitmen dalam diri saya bahwa saya disini tidak sekedar untuk belajar akan tetapi saya juga mencari pengalaman. Intinya sesuatu yang di buat dengan tekat,niat dan usaha maka akan menghasilkan sesuatu yang baik. Orang tua saya juga merupakan salah satu dari motivasi saya, karena mereka lah saya bisa bertahan sampai sekarang ini.




Peace Education Part II

About My self Part II .....


Peace Education Part II

Nah, kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya di bangku SMA. Seperti yang telah saya ceritakan pada Peace education Part I. saya adalah anak yang sering berpindah-pindah sekolah dikarenakan urusan mama saya yang tak kunjung selesai J . Singkat cerita, pada saat saya lulus Sekolah menengah pertama (SMP) saya melanjutkan pendidikan saya di jenjang berikutnya yaitu Sekolah menengah atas (SMA). Pada waktu itu saya sudah diterima di salah satu SMA swasta, kegiatan wajib yang harus kami ikuti para siswa baru adalah MOS (masa orientasi siswa) dan dilaksanakan 1 minggu akan tetapi pada hari terakhir MOS saya meminta izin karna harus berangkat bersama mama dan papa saya karna beliau ada urusan. Beruntung setelah MOS kami mendapat waktu libur selama 1 minggu sebelum aktiv belajar. Pada saat libur inilah saya gunakan untuk berangkat karna mendapat izin untuk tidak mengikuti MOS pada hari terakhir dari pihak sekolah.

Pada saat disana saya menghabiskan banyak waktu untuk kumpul dengan sanak saudara hingga akhirnya saya pun merasa betah dan rasanya enggan untuk kembali ke Papua. Waktu tak terasa 1 minggu telah saya lalui tapi dalam benak saya ingin menambah libur ini seminggu lagi karna saya sangat menyukai tinggal bersama keluarga disana. Akhirnya setelah menambah waktu libur sendiri, tak terasa saya sudah hampir sebulan tinggal disana hingga akhirnya saya mengadu kepada mama saya, akan tetapi karna urusan beliau yang tak kunjung selesai beliau pun mengkhawatirkan saya hingga dia pun menelpon seorang guru untuk bertanya mengenai kegiatan disekolah saya, akan tetapi guru saya berkata bahwa tidak apa-apa jika memang masih ada urusan, saya bisa tetap tinggal disana sampai urusan benar-benar selesai, disitu awalnya saya merasa lega akan tetapi seiring berjalannya waktu saya pun menyadari bahwa saya tidak harus berlama-lama seperti ini karna saya akan ketinggalan banyak pelajaran. Dari situlah saya mengirim pesan kepada teman-teman saya dan menanyakan apakah kegiatan belajar mengajar sudah berjalan dan mereka berkata kegiatan belajar mengajar sudah berjalan dan mereka bertanya kapan saya balik karena banyak sekali tugas-tugas dan ulangan.

Dari situlah saya mulai khawatir dan berbicara kepada mama saya, akan tetapi mama saya juga bingung, disatu sisi saya tau pasti beliau sedang pusing memikirkan urusannya dan sekarang beliau harus mengurus saya juga. Akhirnya saya pun pasrah dengan keadaan jika saya harus bertahan menemani mama saya berarti saya pun harus rela ketinggalan pelajaran.

                Waktu demi waktu telah berlalu, sudah 3 bulan saya tidak pernah merasakan duduk di bangku SMA dan merasakan seperti apa pelajaran di SMA ! apakah lebih susah daripada pelajaran di SMP ? saya tak tau sampai akhirnya saya memutuskan untuk pindah sekolah saja ke sana lagi seperti yang saya lakukan pada saat saya SD dulu. Setelah menelpon pihak sekolah SMA saya, mereka membuat surat keterangan pindah sementara saya dan mengirimnya lewat fax untuk digunakan sebagai keterangan agar saya bisa masuk ke SMA saya yang baru. Akhirnya saya pun mencoba mencari SMA yang mau menerima saya, pada saat saya mendaftar pada salah satu SMA negeri disana ternyata nasib saya tidak terlalu bagus. Saya ditolak dengan alasan kekurangan persyaratan dan juga mereka sedang dalam masa-masa ulangan sehingga saya tidak bisa masuk karna tdk mempunyai nilai, disitu terkadang  saya merasa sedih (Nyanyii) haahahaha ….

akhirnya ada kenalan keluarga saya yang menyarankan untuk masuk SMA swasta , tak tunggu lama saya pun mendaftar di SMA tersebut dan Puji Tuhan saya diterima dan persyaratan saya bisa dikumpul belakangan.

                Pada saat pertama kali saya masuk sekolah, saya merasa gugup yang teramat sangat. Pasalnya selama 3 bulan saya tidak mempelajari apapun dan saya masuk menjadi seorang murid baru pada sekolah tersebut, Perasaan takut,malu,gugup,minder dan sebagainya bercampur aduk menjadi satu pada saat itu. Akan tetapi saya mulai belajar pelan-pelan, memahami semua materi yang diberikan sehingga saya dapat menyesuaikan. Tetapi tak berselang waktu yang lama saya menjadi murid SMA, tiba saatnya hal yang paling menegangkan bagi para murid yaitu Ujian tengah semester. Saya  merasa kurang percaya diri dikarenakan ilmu yang saya pelajari masih terbilang sangat sedikit. Akhirnya saya pun belajar dengan sungguh-sungguh berbekal buku yang saya beli untuk menghadapi ujian tersebut. Alhasil saya berhasil melewatinya dengan nilai yang memuaskan hingga akhirnya pada saat kenaikan kelas. Puji Tuhan saya berhasil mendapat peringkat 3 di kelas saya. Saya berterima Kasih kepada Tuhan sebab mustahil bagi saya untuk mendapat keberhasilan ini tanpa berdoa & bersungguh-sungguh, sedikit tak percaya tapi memang itulah kenyataannya sehingga pada saat saya pulang ke rumah saya memberitahukan kepada orang tua dan keluarga saya dan mereka terlihat bahagia sekali. Akan tetapi mama saya meminta maaf kepada saya karena sering membawa saya kemana-mana sehingga saya begitu banyak ketinggalan pelajaran namun saya berkata bahwa selama saya masih bisa berikan yang terbaik, itu tidak akan jadi masalah buat saya.

                Dan akhirnya pada saat saya duduk dibangku kelas 2 SMA, saya kembali ke Papua dan melanjutkan pelajaran di SMA lama saya. Akan tetapi begitu banyak kendala yang saya hadapi dalam pelajaran sampai saya duduk di bangku kelas 3 dan lagi-lagi itu karna saya izin dengan waktu yang berbulan-bulan sehingga saya di tegur oleh wali kelas saya kebetulan beliau adalah guru kimia dan saya merasa sangat kekurangan akan pelajaran tersebut, saya juga di tegur oleh guru matematika saya yang sekarang dia sudah menjadi kepala sekolah di SMA saya tersebut. Saya ditegur karena pada saat itu saya sudah kelas 3 dan sudah hampir mendekati ujian,saya sudah banyak ketinggalan pelajaran dan sedikit mengucilkan saya pada saat itu . Akhirnya dari teguran itulah muncul niat saya untuk membuat apa yang mereka katakan itu tidak akan terjadi kepada saya sehingga pada waktu ujian kelulusan yang adalah penentu nasib saya, saya menjawab dengan sungguh-sungguh setelah itu pada saat selesai ujian saya merasa lega dan tinggal menunggu hasilnya. Pada saat itu seluruh sekolah di Kota Jayapura mendengarkan hasil ujian Online dan hasil ujian tersebut bisa dibuka pada saat jam 7 malam. Inilah saat-saat menegangkan buat kami semua, kami sepakat untuk berkumpul bersama di sekolah dan membuka hasil ujian kami.

                Sambil menunggu jam 7 malam , saya dan teman-teman saya melakukan ritual anak SMA yaitu saling mencorat-coret baju padahal kami belum mengecek hasil ujian kami, Pada saat itu seiring waktu berjalan akhirnya sudah jam 7 malam. Kami semua membuka Gadget kami dan melihat Hasil ujian kami dan saya membukannya dengan perlahan dengan hati yang gugup dan jantung yang berdetak kencang and guest what ? saya tidak percaya apa yang saya lihat pada saat saya membuka hasil ujian saya. Ternyata saya masuk 4 besar dari 66 Siswa jurusan IPA yang ada disekolah saya. Saya pun teriak kegirangan dan tak percaya. Saya langsung melanjutkan merayakan kelulusan kami semua dan pulang sudah hampir malam. Pada saat saya pulang, saya membuat sebuah lelucon kepada kedua orang tua saya, saya berkata kepada mereka jika saya mendapat banyak nilai merah dan harus mengulang di Tahun depan. Raut wajah mereka pun tampak merasa prihatin dan memaklumi jika saya mendapat nilai tidak sesuai keinginan tersebut karena mereka tau saya sudah banyak sekali ketinggalan pelajaran. Akan tetapi pada saat melihat raut wajah mereka seperti itu, saya merasa seperti ingin tertawa dan akhirnya saya pun memberitahukan yang sebenarnya dan seketika itu mereka memeluk saya dan berkata bahwa mereka bangga. Perasaan saya waktu itu ingin menangis akan tetapi air mata saya terhalang oleh kebahagiaan yang saya rasakan karena melihat orang tua saya bahagia. 

Peace Education Part I



 About My self Part 1 …


Perkenalkan . Nama saya Janita Renolin Mailoa. Saya adalah anak kedua dari dua orang bersaudara. Asal saya dari Maluku akan tetapi saya sejak kecil sudah menetap di Papua tepatnya di kota Jayapura. Disini saya akan berbagi sedikit Peace Education Story mengenai saya.
Sejak kecil saya ini adalah anak yang bisa di bilang selalu berpindah-pindah sekolah, mulai dari saya menduduki bangku sekolah dasar (SD) Pada saat saya kelas 2 , mama saya di haruskan untuk pulang ke kampungnya di Halmahera utara (kota tobelo) karna harus mengunjungi kakek dan nenek saya. Jujur saja saya adalah anak yang yang paling dekat dengan mama saya, jadi ketika saya mendengar mama saya akan berangkat saya pun ingin ikut, akan tetapi mama saya mengatakan saya harus sekolah dan mama saya hanya pergi seminggu saja.
                akan tetapi begitulah pada dasarnya saya sudah terbiasa bersama-sama dengan mama saya kemanapun beliau pergi jadi akhirnya saya ngotot ingin ikut berangkat. Dan setelah beliau berembuk dengan bapak saya akhirnya mereka memutuskan bahwa saya juga bisa ikut dengan meminta izin disekolah saya dalam waktu satu minggu. Setelah sampai disana hari demi hari saya lewati disana, tidak terasa sudah mau hampir seminggu. Akhirnya saya bertanya kepada mama saya kapan kami kembali ke jayapura karna saya merasa sudah terlalu banyak ketinggalan pelajaran. akan tetapi mama saya berkata bahwa masih harus menyelesaikan urusannya sehingga akan butuh waktu lama lagi disana, setelah itu mama saya berniat untuk memindahkan saya untuk bersekolah di kampung untuk sementara sampai saya naik kelas dan kami akan balik lagi ke jayapura. Saya pun menyetujuinya akhirnya mama saya mengurus surat pindah sementara saya dan saya bisa sekolah di salah satu SD di kampung halaman mama saya tersebut. Itulah singkat cerita saya berpindah sekolah untuk pertama kalinya.
                Setelah saya naik ke kelas 3, kami pun kembali ke Jayapura dan saya masuk kembali ke sekolah lama saya. Setelah saya menjalani hari-hari saya di bangku sekolah dasar, saya kembali di haruskan ikut mama saya berangkat ke kampungnya lagi karena ada urusan dan kakek saya sedang sakit-sakitan, mau tidak mau saya harus berangkat dan harus pindah sekolah sementara lagi ke sana.
selama bersekolah disana, saya merasa senang karna baik guru maupun murid menyambut saya dengan antusias. Pada saat saya pindah kesana, saya duduk di bangku SD kelas 5 dan melanjutkan sekolah saya seperti biasanya seperti saat saya bersekolah di sekolah lama saya di Papua, dan karna waktu kelas 2 SD saya pernah sekolah di SD yg sama maka tak heran pada saat saya kembali bersekolah disana, banyak teman-teman yang mengenal saya.
                Waktu di bangku SD saya adalah anak yang bisa dibilang aktiv, jenis pelajaran yang paling saya suka hampir semua pelajaran, jadi tak heran jika nilai raport saya selalu bagus dan selalu dapat peringkat pertama dan yang paling rendah hanya sampai peringkat ketiga. Bahkan pada saat saya kembali ke sekolah lama saya pada saat saya kelas 6 SD, saya & teman saya mendapatkan peringkat 1 karna nilai ujian kita yang tidak beda jauh. Itu yang membuat saya bangga karena bisa bersaing,berprestasi dan membanggakan orang tua saya.
                Yang menjadi motivasi saya dulu adalah dukungan dari orangtua seperti ketika saya akan ujian maka orangtua saya menjanjikan hadiah ketika saya mendapatkan peringkat, dan juga saya akan termotivasi ketika saya belajar dengan guru yang cara mengajarnya asik sehingga saya semakin tertarik untuk mengikuti pelajarannya. Dari situlah saya membangun minat dan mengembangkan bakat saya pada pelajaran tersebut.
Nah itu dia sedikit pengalaman saya waktu saya masih duduk di bangku sekolah dasar.